Wahai Pemuda, Segeralah Berjihad !
“Ya Allah! Sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati ini telah berkumpul untuk mencintai-Mu, bertemu untuk menaati-Mu, bersatu untuk berdakwah di jalan-Mu, berjanji untuk membela syariat-Mu. Ya Allah! Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah kecintaannya, tunjukilah jalannya, penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah padam, lapangkanlah dadanya dengan luapan iman pada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifah kepada-Mu, dan matikanlah sebagai syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik penolong dan sebaik-baiknya pelindung.”
Wahai Pemuda!
Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin semangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannnya. Keempat rukun ini yakni iman, ikhlas, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda. Sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda.
Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.
“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS. Al-kahfi : 13)
Beranjak dari sini, sesungguhnya banyak kewajiban kalian, besar tanggung jawab kalian, semakin berat amanat yang terpikul di pundak kalian. Kalian harus berpikir panjang, banyak beramal, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat, dan hendaklah kalian mampu menunaikan hak-hak umat ini dengan sempurna.
Barangkali, merupakan suatu keberuntungan bagi kita bahwa kita termasuk pemuda yang dibesarkan dalam situasi keras dan bergolak. Oleh karena itu, kedua mata kita pun terbuka dihadapan sebuah umat yang terus berjihad dan berjuang untuk mendapatkan hak dan kebebasannya. Bersiap-siaplah wahai para tokoh! Sungguh, alangkah dekatnya kemenangan bagi kaum mukminin dan alangkah besarnya keberuntungan bagi para aktifis yang tak henti berjuang.
Wahai Pemuda!
Kita telah beriman dengan keimanan yang tidak perlu diperdebatkan dan tidak ada keraguan di dalamnya. Kita juga telah yakin dengan sebuah keyakinan yang lebih tangguh dari gunung dan lebih dalam dari rahasia-rahasia yang ada di dalam benak, bahwa sesungguhnya tidak ada fikrah yang benar kecuali satu saja yakni islam. Islam yang hanif, tiada cacat di dalamnya, tiada setitik noda menyelimutinya, dan tidak akan sesat bagi yang mengikutinya.
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan.
”Pada hari ini telah ku sempurnakan untuk kamu agamamu, telah ku cukupkan kepada-Mu nikmatku, dan telah ku ridhai islam itu sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maidah : 3)
Oleh karena itu, fikrah kami adalah islam; di atas islam fikrah itu tegak, kepada islam fikrah itu bersandar, demi islam fikrah itu berjihad dan karena meninnggikan kalimatnya fikrah itu beramal. Kita tidak mungkin akan mengganti islam sebagai sistem, tidak rela menjadikan selainnya sebagai imam, dan tidak akan taat kepada yang lain dalam pengambilan hukum.
”Barang siapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Imran : 85)
Telah datang kepada islam dan kaum muslimin suatu masa yang di dalamnya terjadi peristiwa demi peristiwa dan bergilir bencana demi bencana. Musuh-musuh mereka berusaha memadamkan lentera islam, menyembunyikan keagungannnya, menyesatkan para pengikutnya, melenyapkan hukum-hukumnya, melemahkan bala tentaranya dan menyelewengkan ajarannya dengan cara mengurangi, menambahi, atau men-ta’wil-kan dengan interpretasi yang tidak semestinya. Situasi itu masih berlanjut dengan lenyapnya islam pada skala internasional, tercabik-cabiknya tentara Muhammad dan jatuhnya bangsa ini ke dalam genggaman kaum kafir dalam keadaan hina dan tidak berdaya.
Oleh karenanya, kewajiban pertama bagi kita sebagai aktifis adalah menyampaikan kepada manusia tentang batas-batas islam ini secara jelas dan sempurna, tanpa ditambahi dan dikurangi dan tidak pula membuat rancu ajarannya. Hal yang demikian itu merupakan aspek teoritis dari fikrah kami. Kemudian pada saat yang bersamaan kami menuntut dan mengkondisikan mereka untuk mewujudkannya dalam amal nyata. Hal kedua inilah merupakan aspek amali dari fikrah kami.
Kami akan berjuang untuk terwujudnya fikrah kami, kami akan berjuang atas apa yang telah kami yakini, kami akan mengajak manusia ke sana, dan akan kami kerahkan segala sesuatu demi keberhasilannya. Dengan demikian kami akan hidup mulia atau mati terhormat. Syi’ar abadi kami adalah : Allah tujuan kami; Rasul pemimpin kami; Al-Quran undang-undang kami; jihad jalan kami; dan mati di jalan Allah adalah cita-cita kami yang tertinggi.
Wahai Pemuda!
Sesungguhnya Allah telah memuliakan kalian dengan menisbatkan diri kepada-Nya, beriman terhadap keberadaan-Nya dan tumbuh dalam naungan agama-Nya. Dengan agama itu pula Allah menetapkan atas kalian derajat ynag tinggi di dunia, amanah kepemimpinan atas sekalian alam, dan kemuliaan seorang ustadz di hadapan murid-muridnya.
”Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS. Al-Imran : 110)
Oleh karena itu, Wahai Pemuda perbaharuilah iman, kemudian tentukan sasaran dan tujuan langkah kalian. Sesungguhnya kekuatan pertama adalah iman, buah dari iman ini adalah kesatuan, dan konsekuensi logis dari kesatuan adalah kemenangan yang gemilang. Oleh karenanya, berimanlah kalian, eratkanlah ukhuwah, sadarilah, dan kemudian tunggulah (setelah itu) datangnya kemenangan.
Dunia ini sedang dalam kondisi gundah gulana. Semua sistem yang ada telah gagal melakukan perbaikan. Sesungguhnya, tidak ada jalan keluar dari permasalahan itu kecuali islam. Oleh karenanya, majulah dengan asma Allah untuk menyelamatkannnya. Semua orang tengah menunggu datangnya seorang juru selamat, dan juru selamat itu tiada lain kecuali risalah islamiyah, dimana kalian yang membawa lenteranya dan memberikan kabar gembira kepada manusia dengan keberadaannya.
IKHWANUL MUSLIMIN DI BAWAH NAUNGAN PANJI AL-QURAN
Kepada para pemuda
Yang merindukan lahirnya kejayaan...
Kepada umat yang tengah kebingungan di persimpangan jalan...
Kepada para pewaris peradaban yang kaya raya,
Yang telah menggoreskan catatan membanggakan
Di lembar sejarah umat manusia…
Kepada setiap muslim
yang yakin akan masa depan dirinya
sebagai pemimpin dunia dan peraih kebahagiaan
di kampung akhirat...
Kepada mereka semua
Kami persembahkan risalah ini
RISALAH IMAM SYAHID HASAN AL-BANA
Adalah sebuah risalah masa lalu yang penuh kobaran semangat jihad, untuk generasi hari ini yang tengah bergejolak dan dilanda kegelisahan.
Sebuah bekal hari ini yang sarat tuntutan,
Untuk masa depan yang penuh cahaya...
Wahai para pemuda,
Wahai mereka yang memiliki cita-cita luhur
Untuk membangun kehidupan...
Wahai kalian yang rindu akan kemenangan agama Allah...
Wahai semua yang turun ke medan,
Demi mempersembahkan nyawa di hadapan Tuhannya...
Disinilah petunjuk itu, di sinilah bimbingan...
Disinilah hikmah itu, di sinilah kebenaran...
Di sini kalian dapati keharuman pengorbanan dan kenikmatan jihad...
Bersegeralah bergabung dalam parade bisu...
Untuk bekerja di bawah panji penghulu para nabi...
Untuk menyatu dengan pasukan Ikhwanul Muslimin...
”Sehingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi dan agama seluruhnya milik Allah.”
Ikhwanul Muslimin
Suara jeritan ini; yang berkumandang dari relung tragedi kemanusiaan yang getir dan memilukan; yang lahir dari rahim kegelapan zaman ini,di arus kehidupan yang memancar dari teriakan prihatin seluruh alam; yang dibawa oleh gelombang lembut menyelusup ke berbagai penjuru kehidupan; yang dapat mematikan secara mengejutkan segala impian, janji-janji, dan fenomena yang menipu serta penuh kepalsuan;
Mendorong kita untuk terjun dengan dakwah ini...
dakwah yang tenang, namun lebih gemuruh
dari tiupan angin topan yang menderu...
dakwah yang rendah hati, namun lebih perkasa
dari keangkuhan gunung yang menjulang...
dakwah yang terbatas, namun jangkauannya
lebih luas dari belahan bumi seluruhnya...
Ia sepi dari perilaku yang menipu, dan gemerlap yang penuh dusta. Sebaliknya, ia dikemas oleh keagungan hakikat, keindahan wahyu, dan pemeliharaan Allah.
Ia bersih dari kerakusan nafsu dan kepentingan pribadi. Oleh karenanya ia mampu melahirkan putra-putra generasi yang percaya padanya dan tulus bekerja untuknya; yang memandu tertegaknya bangunan dibawah naungan dakwah yang pertama...
Marilah bersama, wahai para aktifis dakwah dan para mujahid yang ikhlas. Di sinilah jalan yang lempang, maka janganlah kau bagi-bagi kekuatan dan kesungguhanmu hingga tercecer.
”Dan sesungguhnya, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutikah dia, dan janganlah kamu ikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am : 153)
Oleh : Tri Rahmawati
T. Lingkungan’06 ITS
Sumber referensi :
1.Buku Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 1
2.Buku Nasihat untuk Qiyadah dan Kader Dakwah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar