Indahnya Menjadi Aktifis Dakwah

 Oleh: Tri Rahmawati, Alumni T.Lingkungan ITS’06

 

Kepada para pemuda yang merindukan kejayaan…

Kepada umat yang tengah kebingungan di persimpangan jalan…

Kepada para pewaris peradaban yang kaya raya,

Yang telah menggoreskan catatan membanggakan

di lembar sejarah umat manusia…

Kepada setiap muslim yang yakin akan masa depan dirinya

Sebagai pemimpin dunia dan peraih kebahagiaan

di kampung akhirat…

Bersegeralah bergabung dengan parade dakwah…

Untuk menyerukan qalam Allah…

 

Menjadi seorang aktifis, khususnya aktifis dakwah hanya akan dilakukan oleh orang-orang hebat. Kenapa saya mengatakan orang-orang hebat?? karena jalan dakwah ini hanya dilalui oleh orang-orang pilihan Allah. Tanpa hidayah dari Allah, tidak mungkin kita melalui jalan yang penuh onak dan duri ini. Karena tak selamanya jalan dakwah mulus seperti apa yang kita harapkan. Jalan dakwah penuh batu terjal dan penuh likuan. Jadi yang bisa melauinya hanyalah orang-orang hebat pilihan Allah.

Walaupun penuh likuan, tapi jalan dakwah sungguh indah. Berkumpul dengan orang-orang yang saling mencintai dan membenci karena Allah dan Rasul-Nya sungguh menyenangkan. Karena orientasinya bukan hanya dunia, tapi juga akhirat. Di jalan dakwah ini berkumpullah orang-orang yang mempunyai visi yang sama, yakni visi untuk menyerukan islam di seluruh penjuru dunia. Sungguh islam agama yang sempurna, tiada cacat di dalamnya. Saudara kita umat islam sungguh luar biasa banyak, hampir di seluruh penjuru dunia. Karena islam tidak membatasi persaudaraan berdasarkan atas batas garis territorial, melainkan atas dasar aqidah.

Kepada para pemuda khususnya, jalan dakwah ini merupakan pilihan yang tepat. Kenapa saya mengkhususkan kepada pemuda?? Karena sejak dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.

“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan mereka petunjuk.” (Qs. Al-Kahfi:13)

Jika kita sudah bergabung dalam parade dakwah ini atau istilah kerennya menjadi aktifis dakwah, maka langkah pertama adalah meluruskan niat kita untuk mencari keridhoan Allah dan Rasul-Nya. “Innamal ‘amaalu bin niaat”, sesunguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Selanjutnya agar kita senantiasa istiqamah mencintai dan berjuang di jalan dakwah ini. Oleh karena itu, kita perlu berkumpul dengan orang-orang yang senantiasa memotivasi kita dan menasehati kita di kala kita futur. Iman seserang bagaikan ombak di lautan, kadang naik, kadang turun. Jika merasa iman kita dalam kondisi turun, salah satu obatnya yaitu berkumpul dengan orang-orang yang sholeh atau sholeha. Orang-orang ini tentunya kita temui saudara-saudari kita sesama aktifis dakwah.

Ada lima macam kesia-siaan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an: menyia-nyiakan potensi waktu/usia (57:14), menyia-nyiakan potensi harta kekayaan (2:226), menyia-nyiakan potensi kesempatan (2:226), menyia-nyiakan potensi ‘ilmu (2:44), dan menyia-nyiakan potensi sumber daya manusia (2:43). Moga kita tidak termasuk dari orang-orang yang merugi/sia-sia sebagaimana dijelaskan di Al-Qur’an. Mari kita isi masa muda kita untuk menjadi aktifis dakwah dan senantiasa memberikan kemanfaatan kepada yang lain.

Sebagai aktifis dakwah hendaknya mengisi diri kita dengan ‘ilmu dan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Segala sesuatu yang kita ajarkan harus berdasarkan atas ‘ilmu, dan tentunya ‘ilmu tersebut harus berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Juga jangan biarkan raga kita lelah dan keringat kita bercucuran karena aktifitas kita saharian berkontribusi untuk umat tapi ruhiyah kita hampa. Oleh karena itu seorang aktifis dakwah harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Insya Allah akan diberikan kemudahan untuk menjalankan urusannya. Bukankah Allah akan membantu hamba-Nya yang mau menolong agama-Nya??

Jika dakwah kita sukses dan mendapat pengikut banyak, hilangkanlah perasaan ini “Inilah hasil usaha saya. Inilah kehebatan saya”. Sesungguhnya kesuksesan tersebut karena peran Allah SWT dan Dia lah pemberi hidayah. Sebaliknya kalau tidak berhasil janganlah sedih berlarut-larut. Yang perlu dilakukan adalah introspeksi, sudahkah dalam berdakwah kita mengikuti cara Rasulullah SAW? Jika memang sudah baik, percayalah Allah yang maha tahu kepada siapa dan kapan hidayah itu diberikan.

Syukur dan sabar, itulah yang menjadi syarat sukses seorang aktifis dakwah. Kesuksesan yang didapat bukan hanya semu, tapi hakiki karena apapun yang terjadi semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Itulah yang diteladankan oleh Rasulullah SAW. Sungguh indah menjadi aktifis dakwah dan moga kita kelak berkumpul di Jannah-Nya.Amin…